SEBUAH-masjid yang sudah berumur 800 tahun peninggalan sejarah terdapat di Desa Penampaan, Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues. Meski sudah berumur 800 tahun, masjid itu tampak masih kokoh. Bangunannya belum pernah dirombak dan kondisinya masih utuh.
Bangunan masjid Asal di desa itu, merupakan sejarah masuknya ajaran Islam yang dibawakan bangsa India melalui jalur perdagangan. Masjid itu adalah masjid yang pertama kali di bangun di Aceh oleh para syech-syech beberapa abad yang silam.
Masjid Asal di Desa Penampaan itu, dindingnya terbuat dari tanah, tiangnya 16 batang dari kayu, plafonya terbuat dari pelepah ijok yang dirajut dengan rotan dan atapnya terbuat dari ijok. Di sekeliling masjid itu juga terdapat kuburan para ulama terdahulu sebelum syech-syech yang membangun masjid itu meninggal dunia. Di dalam Masjid Asal itu terdapat sumur tua yang air dipercayai atau diyakini masyarakat dapat mengobati segala penyakit serta di masjid itu juga diyakini apabila memohon sesuatu yang baik akan di kabulkan oleh Alla SWT.
Tokoh Masyarakat Desa Penampaan, Nurdin (69) didampingi Bilal Masjid Asal, Abdullah (52) kepada Serambi, mengatakan, bangunan Masjid Asal itu sudah 800 tahunan hingga kini masih utuh. Masjid Asal tersebut aslinya berukuran 20 X 20 meter berlantai tanah. Namun, kini masjid tersebut telah diperluas dengan bantuan dari para donator. Tapi, bentuk asli peninggalan sejarah itu hingga kini tidak dirombak, kecuali lantai tanah kini menjadi lantai semen.
Selain itu, juga masih terdapat dua buah kitab Alquran peninggalan sejarah dan kini telah diamankan. Di dalam masjid itu keadaannya sangat sejuk kendati tidak ada kipas angin dan terkadang para jamaah yang mendengarkan khutbah saat shalat jumat banyak yang ketiduran. Dia juga menceritakan, Masjid Asal itu, pada zaman penjajahan belanda pernah dilemparkan bom oleh bangsa Belanda. Namun, bom yang dilemparkan di masjid itu tidak meledak dan juga bangsa Belanda pernah menghancurkan masjid itu dengan menghujamkan pedang ke tiang masjid, tapi tidak rusak dan hanya sedikit bekas sayatan tanpak pada tiangnya. Dari hal itulah, ujar Nurdin, makanya mereka menyakini masjid itu keramat apalagi usianya telah 800 tahun.
Dikatakan, masjid itu sering ramai dikunjungi oleh masyarakat dari segala penjuru sepeti dari Pula Jawa, Sumatera Utara dan provinsi lainya. Mereka datang ke masjid itu usai shalat lima waktu juga melaksanakan shalat sunat memohon yang baik-baik kepada Allah di masjid itu dan selama ini setiap permintaan yang diajukan oleh pemohon Insya Allah terpenuhi dan juga air sumur tua di lokasi masjid itu juga dapat mengobati segala macam penyakit