.:Acehline Community:.
Silahkan mendaftar untuk Access penuh
.:Acehline Community:.
Silahkan mendaftar untuk Access penuh
.:Acehline Community:.
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

.:Acehline Community:.

Computer - Internet - Hacking - Security
 
IndeksPortailPencarianLatest imagesPendaftaranLogin

 

 perang aceh

Go down 
PengirimMessage
zulfah
The Wizard
The Wizard
zulfah


Jumlah posting : 759
Reputation : 2
Registration date : 01.06.07

perang aceh Empty
PostSubyek: perang aceh   perang aceh Icon_minitimeThu Jul 24, 2008 1:13 pm

Perang Aceh adalah perang Kesultanan Aceh
melawan Belanda dimulai pada 1873 hingga 1904. Kesultanan Aceh menyerah
pada 1904, tapi perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus
berlanjut.

Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh, dan
mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang
Citadel van Antwerpen. Pada 8 April 1873, Belanda mendarat di Pantai
Ceureumen dibawah pimpinan Kohler, dan langsung bisa menguasai Masjid
Raya Baiturrahman. Kohler saat itu membawa 3.198 tentara. Sebanyak 168
di antaranya para perwira

Perang pertama (1873-1874), yang dipimpin oleh Panglima Polim dan
Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Kohler. Kohler dengan
3000 serdadunya dapat dipatahkan, dimana Kohler sendiri tewas pada
tanggal April 1873.

Sepuluh hari kemudian, perang berkecamuk di mana-mana. Yang paling
besar saat merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman, yang dibantu oleh
beberapa kelompok pasukan. Ada di Peukan Aceh, Lambhuek (Lambuk),
Lampu'uk, Peukan Bada, sampai Lambada, Krueng Raya. Beberapa ribu orang
juga berdatangan dari Teunom, Pidie, Peusangan, dan beberapa beberapa
wilayah lain.

Perang kedua (1874-1880), dibawah Jenderal Van Swieten berhasil
menduduki Keraton Sultan, 26 Januari 1874, dan dijadikan sebagai pusat
pertahanan Belanda. 31 Januari 1874 Jenderal Van Swieten mengumumkan
bahwa seluruh Aceh jadi bagian dari Kerajaan Belanda.

Ketika Sultan Machmud Syah wafat 26 Januari 1874, digantikan oleh
Tuanku Muhammad Dawod yang dinobatkan sebagai Sultan di masjid
Indragiri.

Perang pertama dan kedua ini adalah perang total dan frontal, di mana
pemerintah masih berjalan mapan, meskipun ibu kota negara
berpindah-pindah ke Keumala Dalam, Indra Puri dan tempat-tempat lain.

Perang ketiga (1881-1896), perang dilanjutkan secara gerilya dan
dikobarkan perang fi'sabilillah. Dimana sistem perang gerilya ini
dilangsungkan sampai tahun 1904.

Dalam perang gerilya ini pasukan Aceh dibawah Teuku Umar bersama
Panglima Polim dan Sultan. Pada tahun 1899 ketika terjadi serangan
mendadak dari pihak Van Der Dussen di Meulaboh, Teuku Umar gugur.
Tetapi Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar kemudian tampil menjadi komandan
perang gerilya.

Perang keempat (1896-1910) adalah perang gerilya kelompok dan
perorangan dengan perlawanan, penyerbuan, penghadangan dan pembunuhan
tanpa komando dari pusat pemerintahan Kesultanan.

Latar belakang

Perang Aceh disebabkan karena:

  1. Belanda menduduki daerah
    Siak. Akibat dari Perjanjian Siak 1858. Di mana Sultan Ismail
    menyerahkan daerah Deli, Langkat, Asahan dan Serdang kepada Belanda,
    padahal daerah-daerah itu sejak Sultan Iskandar Muda, berada di bawah
    kekuasaan Aceh.
  2. Belanda melanggar perjanjian Siak, maka berakhirlah perjanjian
    London 1824. Isi perjanjian London adalah Belanda dan Britania Raya
    membuat ketentuan tentang batas-batas kekuasaan kedua daerah di Asia
    Tenggara yaitu dengan garis lintang Singapura. Keduanya mengakui
    kedaulatan Aceh.
  3. Aceh menuduh Belanda tidak menepati janjinya, sehingga kapal-kapal
    Belanda yang lewat perairan Aceh ditenggelamkan oleh pasukan Aceh.
    Perbuatan Aceh ini didukung Britania.
  4. Dibukanya Terusan Suez oleh Ferdinand de Lessep. Menyebabkan perairan Aceh menjadi sangat penting untuk lalu lintas perdagangan.
  5. Dibuatnya Perjanjian Sumatera 1871 antara Inggris dan Belanda, yang
    isinya, Britania memberikan keleluasaan kepada Belanda untuk mengambil
    tindakan di Aceh. Belanda harus menjaga keamanan lalulintas di Selat
    Malaka. Belanda mengizinkan Britania bebas berdagang di Siak dan
    menyerahkan daerahnya di Guyana Barat kepada Britania.
  6. Akibat perjanjian Sumatera 1871, Aceh mengadakan hubungan
    diplomatik dengan Konsul Amerika, Italia, Turki di Singapura. Dan
    mengirimkan utusan ke Turki pada 1871.
  7. Akibat hubungan diplomatik Aceh dengan Konsul Amerika, Italia dan
    Turki di Singapura, Belanda menjadikan itu sebagai alasan untuk
    menyerang Aceh. Wakil Presiden Dewan Hindia Nieuwenhuyzen dengan 2
    kapal perangnya datang ke Aceh dan meminta keterangan dari Sultan
    Machmud Syah tentang apa yang sudah dibicarakan di Singapura itu,
    tetapi Sultan Machmud menolak untuk memberikan keterangan.

Siasat Snouck Hurgronje

Untuk mengalahkan pertahanan dan perlawan Aceh, Belanda memakai tenaga
ahli Dr Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh
untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh. Hasil kerjanya
itu dibukukan dengan judul Rakyat Aceh (De Acehers). Dalam buku itu
disebutkan strategi bagaimana untuk menaklukkan Aceh.

Usulan strategi Snouck Hurgronje kepada Gubernur Militer Belanda
Johannes Benedictus van Heutsz adalah, Supaya golongan Keumala (yaitu
Sultan yang berkedudukan di Keumala) dengan pengikutnya dikesampingkan
dahulu. Tetap menyerang terus dan menghantam terus kaum ulama. Jangan
mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan pangkalan
tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh,
dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan irigasi
dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh.

Ternyata siasat Dr Snouck Hurgronje diterima oleh Van Heutz yang
menjadi Gubernur militer dan sipil di Aceh (1898-1904). Kemudian Dr
Snouck Hurgronje diangkat sebagai penasehatnya.

Taktik perang

Taktik perang gerilya Aceh ditiru oleh Van Heutz, dimana dibentuk
pasukan marsuse yang dipimpin oleh Christoffel dengan pasukan Colone
Macan yang telah mampu dan menguasai pegunungan-pegunungan, hutan-hutan
rimba raya Aceh untuk mencari dan mengejar gerilyawan-gerilyawan Aceh.

Taktik berikutnya yang dilakukan Belanda adalah dengan cara penculikan
anggota keluarga gerilyawan Aceh. Misalnya Christoffel menculik
permaisuri Sultan dan Tengku Putroe (1902). Van Der Maaten menawan
putera Sultan Tuanku Ibrahim. Akibatnya, Sultan menyerah pada tanggal 5
Januari 1902 ke Sigli dan berdamai. Van Der Maaten dengan diam-diam
menyergap Tangse kembali, Panglima Polim dapat meloloskan diri, tetapi
sebagai gantinya ditangkap putera Panglima Polim, Cut Po Radeu saudara
perempuannya dan beberapa keluarga terdekatnya. Akibatnya Panglima
Polim meletakkan senjata dan menyerah ke Lhokseumawe pada Desember
1903. Setelah Panglima Polim menyerah, banyak penghulu-penghulu rakyat
yang menyerah mengikuti jejak Panglima Polim.

Taktik selanjutnya, pembersihan dengan cara membunuh rakyat Aceh yang
dilakukan dibawah pimpinan Van Daalen yang menggantikan Van Heutz.
Seperti pembunuhan di Kuta Reh (14 Juni 1904) di mana 2.922 orang
dibunuhnya, yang terdiri dari 1.773 laki-laki dan 1.149 perempuan.

Taktik terakhir menangkap Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar yang masih
melakukan perlawanan secara gerilya, dimana akhirnya Cut Nya Dien dapat
ditangkap dan diasingkan ke Cianjur.

Surat perjanjian tanda menyerah

Selama perang Aceh, Van Heutz telah menciptakan surat pendek ("Korte
Verklaring", Traktat Pendek) tentang penyerahan yang harus
ditandatangani oleh para pemimpin Aceh yang telah tertangkap dan
menyerah. Dimana isi dari surat pendek penyerahan diri itu berisikan,
Raja (Sultan) mengakui daerahnya sebagai bagian dari daerah Hindia
Belanda, Raja berjanji tidak akan mengadakan hubungan dengan kekuasaan
di luar negeri, berjanji akan mematuhi seluruh perintah-perintah yang
ditetapkan Belanda. Perjanjian pendek ini menggantikan
perjanjian-perjanjian terdahulu yang rumit dan panjang dengan para
pemimpin setempat
Kembali Ke Atas Go down
 
perang aceh
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Perang Aceh
» Bahasa aceh
» Apa itu aceh, aceh itu apa ? aceh adalah...
» ACEH TSUNAMI MUSEUM
» Sejarah Aceh Singkil

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
.:Acehline Community:. :: Lain - lain :: All About Atjeh-
Navigasi: